Iklim memegang peranan penting dalam perubahan musim dan pola cuaca yang berkelanjutan pada perubahan curah hujan maupun temperatur lingkungan yang berdampak pada perubahan habitat dan pola ekosistem. Kini manusia dipercaya memegang peranan penting untuk memperlambat proses perubahan iklim dan energi yakni dengan konservasi dan penghijauan global serta membantu alam dan komunitas untuk beradaptasi dengan perubahan yang sudah terjadi.
Dalam 50 tahun terakhir, FAO menyatakan lebih dari 14,6 juta hektar hutan lenyap dan diubah menjadi lahan pertanian dan perkebunan, menurunkan kualitas tanah sehingga penghijauan kembali sangat sulit dilakukan. Hal ini menyebabkan penurunan kelestarian keanekaragaman hayati serta kelangsungan hidup dan perekonomiam manusia. WWF Indonesia membantu konservasi hutan terakhir Indonesia sebagai paru-paru dunia dengan program reboisasi, penyembuhan hutan, penghalau dan pengamatan illegal logging dan pengeksploitasian hasil hutan secara berlebih.
Laut Indonesia menghadapi krisis yang sangat besar akibat eksploitasi berlebih yang juga menghancurkan ekosistem terumbu karang, dan pesisir pantai sehingga perikanan Indonesia tak lagi menunjang perekonomian masyarakat pesisir pantai dan pembudidayaan hewan laut. WWF bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mengkonservasi dan pembudidayaan hayati laut, terumbu karang, dan juga daerah laut dangkal serta mengembangkan Wilayah Perlindungan Laut dan aktif menghimbau komunitas untuk terlibat langsung dalam upaya pemelestarian lingkungan laut dan ragam hayatinya.